Inilah Rahasia Menjadi Guru Kaya
Penulis : Zainal Umuri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun : 2010
Tebal halaman : 164
Ukuran buku : 14 x 20 cm²
Pertanyaan yang sering diajukan manakala
kita melakukan wawancara di sebuah perusahaan atau calon tempat bekerja
adalah tentang motivasi bekerja. Dulu ketika saya kali pertama melakukan
wawancara jawaban yang terlontar adalah hanya untuk mencari pengalaman
saja. Sekilas jawaban ini tepat agar perusahaan tidak mencitrakan diri
kita sebagai pekerja yang suka menuntut gaji, tetapi setelah sekian lama
saya berpikir jawaban tersebut sangatlah tidak logis. Bagaimana tidak,
orang bekerja tentu saja motivasinya adalah mencari uang bukan? Motivasi
inilah yang akan memberikan efek kenyamanan bekerja. tentang motivasi
ini, saya membagi tiga hal ketika seseorang menjalani sebuah pekerjaan :
- Motivasi Ekonomi
- Motivasi Psikologis
- Motivasi Sosial
Motivasi Ekonomi,
adalah motivasi yang dimiliki sebagian besar orang bekerja. Motivasi
ini mengindikasikan tujuan bekerja. wajar, karena sebagai manusia yang
hidup di dunia tentu sangat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Orang-orang yang bekerja atas dasar motivasi ekonomi yang dominan
cenderung merasakan kenyamanan bekerja jika gaji yang mereka terima
cukup besar untuk membiayai hidup sehari-hari.
Motivasi Psikologis,
efek dari motivasi psikologis adalah kenyamanan yang ia terima manakala
pekerjaan itu benar-benar ia nikmati atas dasar senang atau hobi. Besar
atau kecilnya pendapatan yang ia terima bukanlah masalah utama.
Orang-orang yang memiliki motivasi ini cenderung dapat mengendalikan
dirinya kapan dan bagaimana membawa diri dari lingkungan tempat ia
bekerja. Beruntunglah perusahaan yang memiliki karyawan yang memiliki
motivasi ini karena tak harus mengeluarkan gaji yang cukup besar bukan?
Motivasi Sosial,
pekerjaan yang dilakukan dengan motivasi sosial cenderung terletak pada
sebuah pandangan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat biasanya
memandang pekerjaan ini adalah pekerjaan mulia yang mengangkat derajat
dan kedudukannya di masyarakat. Penghargaan tertinggi terhadap
orang-orang yang memiliki motivasi ini yakni pujian yang terlontar dari
masyarakat terhadap kehebatan karya yang ia lakukan dalam bekerja. Jika
gaji yang diterimakan dirasakan sangat kurang tetapi masih bisa
diimbangi dengan pandangan masyarakat di sekitarnya.
Seorang guru pun pasti memiliki motivasi
salah satunya atau bahkan seluruhnya. Ada guru yang cukup dengan gaji
yang kecil, dengan status Guru Honorer atau guru Swasta saja tetapi
cukup terpandang di masyarakat sebagai tokoh panutan. Ada pula guru yang
terus berjuang atas tuntutan gaji yang layak sebagai penghargaan atas
dedikasinya selama ini. Kesan guru tanpa tanda jasa sering kali
dibentrokkan dengan hal ini. Guru adalah manusia biasa, ia memang
memiliki dedikasi luhur dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa
tetapi di sisi lain ia juga bagian dari sebuah keluarga yang diberikan
amanah untuk dinafkahi.
Dalam buku ini Zainal Umuri mengisahkan
seorang guru yang rela harus bekerja sebagai pemulung diluar jam bekerja
di sekolah untuk menghidupi keluarganya. Cercaan dan hinaan jelas
muncul karena sebagai seorang guru tak pantas jika bekerja sampingan
sebagai pemulung dan ada juga pemakluman karena begitulah hidup di zaman
ini terelbih di kota besar. Lain cerita dengan Uniah, seorang guru TK
yang harus rela bekerja sampingan sebagai pencuci piring di warung
karena tak cukup hanya dengan gaji Rp 180000 tiap bulan. Pernah
terpikirkan untuk keluar dan mencari pekerjaan lain yang layak tetapi
banyak orangtua murid yang menahan agar terus tetap bertahan. Atas dasar
untuk pendidikan akhirnya ia pun rela bertahan sebagai guru TK
sekaligus pencuci piring (Halaman 29 ).
Kisah mereka berdua hanyalah contoh kecil
betapa kehidupan sebagain dari guru di Indonesia jauh dari
kesejahteraan keluarga. Undang-undang guru dan dosen yang dikabarkan
membawa angin segar bagi kesejahteraan guru hanyalah berlaku bagi mereka
yang telah memperoleh sertifikasi saja. Hak sertifikasi ini pun tak
mudah didapatkan oleh karena itu kapan tiba saathya bagi seorang guru
mendapatkan gilirannya pun tak tahu kapan terjadi ( halaman 25 ). Di
sisi lain banyak pula guru honorer dan guru swasta yang mengharap dapat
naik menjadi Pegawai Negeri Sipil yang tak jelas kepastiannya. Lebih
parahnya lagi masih ada pula yang menuntut gaji ke-13 yang tak kunjung
dibayarkan. Sungguh ironis bukan dengan keadaannya di lapangan?
Meratap atau pun demonstrasi saja bukan
langkah solutif. Kesadaran berpikir bahwa yang bisa memberikan
kesejahteraan adalag Tuhan atas ikhtiar kita perlu dibangun untuk
bangkit dari keterpurukan, maka sejahteralah guruku. Buku ini akan
menjawab cara memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka membangun
kesejahteraan guru, maka inilah rahasia menjadi guru kaya.
Menjadi guru kaya hanya membutuhkan tiga resep singkat yang dipaparkan secara gamblang oleh Zainal Umuri dari halaman 37 sampai dengan 117. Tiga hal tersebut yakni:
- Kecerdasan mendapatkan uang
- Kecerdasan mengelola uang
- Kecerdasan memanfaatkan uang
Kecerdasan Mendapatkan uang:
- Pikirkan kompetensi apa yang Anda kuasai, bisa jadi ini berupa jasa ataupun perdagangan
- Kompetensi tersebut adalah hal yang Anda cintai maka dengan cinta kita akan mengenal secara detil apa yang dilakukan.
- Menghasilkan, tentu saja menguasai dan mencintai tak akan maksimal jika tak menghasilkan, karena kembali kepada langkah awal kita membangun kesejahteraan berarti berbicara tentang sesuatu yang menghasilkan bukan?
- Meningkatkan pencitraan diri, artinya pekerjaan sampingan yang dilakukan tidak menjatuhkan citra positif sebagai guru. tentu pekerjaan yang dipilih bukan berarti melulu berhubungan dengan kegiatan guru yakni belajar mengajar. Ada tiga hal sebagai upaya pemilahan pekerjaan yang sesuai dengan pencitraan diri; (1) berhubungan erat dengan citra guru, (2) Agak berhubungan, (3) Kurang berhubungan ( halaman 63 )
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan maka pengelolaan pendapata adalah hal penting berikutnya agar tak menjadi“kantong bolong” setelah peluh banyak berceceran di pekerjaan sampingan.
Tiga kunci tersebut jika benar-benar
diterapkan maka menjadi guru kaya bukanlah hal yang mustahil. Menjadi
Guru Kaya itu pasti, berusaha menjadi guru kaya itu wajib karena ada
banyak yang bisa dilakukan dengan menjadi guru kaya. Menjadi trainer,
penulis buku, juragan pemulung, Manajer warung kelontong adalah satu
bagian kecil saja yang bisa kita lakukan.
Sekali lagi menjadi guru kaya adalah hak
kita semua, maka lakukanlah dengan terus meningkatkan kompetensi baik
kompetensi akademik, sosiologi, pedagogik,profesional tanpa harus
menunggu sertifikasi dan terus percaya diri menjadi seorang guru dengan
apapun status yang disandang saat ini.
0 komentar :
Posting Komentar